Pembuatan batik tulis adalah proses seni tradisional yang memadukan keterampilan tangan, kreativitas, dan kesabaran luar biasa. Setiap helai kain batik tulis merupakan karya yang membutuhkan ketelitian tingkat tinggi, mengingat semua pola dan motif digambar secara manual dengan tangan.
Rumah Batik Oey Soe Tjoen, sebagai salah satu pengrajin batik ternama di Indonesia, membutuhkan waktu 3 hingga 5 tahun untuk menghasilkan satu helai kain batik tulis berkualitas tinggi. Kompleksitas di setiap tahapan, mulai dari persiapan kain hingga finishing, membuat proses pembuatannya seperti sebuah "perjalanan yang panjang".
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pembuatan Batik Tulis. Sebagai catatan penting, semua proses yang dijelaskan tahapannya dibawah ini dilakukan di dua permukaan kain (depan belakang/ bolak balik).
Putihan
Tahap awal dalam pembuatan batik tulis adalah putihan, yaitu proses mempersiapkan kain agar siap digunakan. Kain, biasanya berbahan katun, dicuci untuk menghilangkan kotoran, kanji, atau zat lain yang dapat mengganggu penyerapan lilin dan pewarna. Proses ini memastikan kain berada dalam kondisi bersih dan lembut, sehingga pola yang akan dibuat dapat menempel dengan baik. Kain juga kadang-kadang direndam dalam larutan khusus untuk meningkatkan daya serapnya.
Nyekuli
Setelah kain siap, tahap nyekuli dimulai. Pada tahap ini, pengrajin menggambar pola atau motif awal di atas kain menggunakan pensil atau alat bantu sederhana. Pola ini adalah panduan untuk langkah selanjutnya, yaitu penerapan lilin. Pengrajin harus sangat teliti, karena motif yang digambar akan menentukan keindahan dan simetri desain akhir. Proses ini membutuhkan keahlian khusus, terutama untuk motif-motif rumit yang menjadi ciri khas batik tulis. Seperti yang telah disampaikan, tahap nyekuli ini dilakukan di dua permukaan kain depan dan belakang (bolak-balik).
Nembok (Menggunakan Wax/Lilin/Malam)
Tahap nembok adalah inti dari pembuatan batik tulis, di mana pengrajin mengaplikasikan lilin panas (malam) pada kain untuk membentuk motif. Lilin ini diaplikasikan menggunakan alat bernama canting, sebuah pena logam kecil dengan ujung berlubang yang memungkinkan lilin mengalir dengan presisi. Bagian kain yang dilapisi lilin akan terlindungi dari pewarna, sehingga menciptakan pola yang diinginkan. Bahan untuk membuat malam biasanya terdiri dari campuran lilin lebah, parafin, damar, dan gondorukem, yang dicampur dengan perbandingan tertentu untuk mencapai tekstur yang ideal—tidak terlalu cair, tetapi cukup lentur saat diaplikasikan. Proses ini sangat memakan waktu dan membutuhkan tangan yang stabil serta kesabaran, karena setiap garis dan titik harus digambar dengan hati-hati.
Quality Control
Setelah proses nembok selesai, kain diperiksa secara menyeluruh dalam tahap quality control. Pengrajin memastikan bahwa lilin telah menempel dengan sempurna dan tidak ada bagian pola yang rusak atau bocor. Jika ditemukan kekurangan, seperti lilin yang retak atau motif yang tidak rapi, bagian tersebut akan diperbaiki sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya. Tahap ini sangat penting untuk menjaga standar kualitas tinggi, terutama pada batik tulis berkualitas tinggi seperti yang diproduksi oleh Rumah Batik Oey Soe Tjoen.
Pre-Washing
Sebelum pewarnaan, kain menjalani tahap pre-washing untuk memastikan tidak ada kotoran atau sisa bahan yang dapat mengganggu proses pewarnaan. Proses ini juga membantu mempersiapkan kain agar dapat menyerap warna secara merata. Kain direndam dan dicuci dengan hati-hati agar lilin yang telah diaplikasikan tidak rusak.
Ngelir
Tahap ngelir adalah proses pewarnaan kain. Kain direndam dalam larutan pewarna alami atau sintetis, tergantung pada tradisi dan kebutuhan. Bagian yang dilapisi lilin akan tetap mempertahankan warna asli kain, sementara bagian yang tidak dilindungi lilin akan menyerap warna. Untuk batik dengan banyak warna, proses nembok dan ngelir diulang beberapa kali, dengan setiap warna baru membutuhkan lapisan lilin tambahan untuk melindungi warna sebelumnya. Proses ini sangat rumit dan membutuhkan perencanaan yang matang.
Jemur di Matahari Langsung
Setelah pewarnaan, kain dijemur di bawah sinar matahari langsung untuk mengeringkan pewarna dan memperkuat warnanya. Paparan sinar matahari membantu warna menempel lebih baik pada serat kain, sehingga menghasilkan hasil yang lebih cerah dan tahan lama. Proses penjemuran dilakukan dengan hati-hati agar kain tidak terkena debu atau kotoran yang dapat merusak kualitasnya.
Ngelorod
Tahap ngelorod adalah proses menghilangkan lilin dari kain. Kain direbus dalam air panas yang dicampur dengan larutan soda ash atau bahan lain untuk melarutkan lilin. Proses ini mengungkapkan pola dan warna yang telah dibuat sebelumnya. Setelah lilin hilang, kain dicuci bersih untuk menghilangkan sisa lilin dan bahan kimia, lalu dikeringkan kembali. Tahap ini harus dilakukan dengan hati-hati agar warna tidak pudar atau kain tidak rusak.
Dikemas dengan Rempah-Rempah
Setelah selesai melalui semua proses di atas pada dua permukaan kain depan dan belakang (bolak-balik), kain batik tulis akan dikemas dengan cara khusus untuk menjaga keawetan dan keharumannya. Rumah Batik Oey Soe Tjoen menggunakan rempah-rempah seperti cengkeh, kayu manis, atau kapulaga dalam kemasan untuk melindungi kain dari serangga dan menjaga aroma alami. Proses ini tidak hanya fungsional, tetapi juga menambah nilai estetika dan budaya pada produk akhir.